Selesai menidurkan si bayi, aku menemuimu keluar kamar dan..hey, kamu tidur?!? Tidak biasanya, kusapa kamu tak bergeming, si kakak bermain ditubuhmu pun kamu diam saja tiada reaksi. Apa iya segitu lelahnya??sesibuk itukah dikantor??
Hampir setengah jam aku menunggumu bangun tetap saja tidurmu lelap, selesai makanpun kamu masih begitu nyenyak dengan seragam lengkap plus jaket yang belum dibuka.
Sesaat aku tersadar, apa iya keputusan mutasi ini masih mengganggu fikirannya, hingga sebenarnya yang lelah itu bukan tubuhnya, melainkan hatinya. Ya, surat mutasi yang keluar mendadak itu memang sempat membuat kami berdua shock. Bukan karena mutasinya, melainkan karena suamiku statusnya diturunkan yang otomatis menyebabkan penghasilannya juga turun. Lengkap sudah, entah ini ujian atau teguran untuk kami. Karena keputusan resign nya aku dari kantor otomatis menghilangkan penghasilanku yang lumayan mencukupi. Tadinya kami berani mengambil keputusan itu karena berfikir penghasilan suami insya Allaah cukup untuk sehari-hari. Tapi manusia cuma bisa mereka-reka, Tuhan yang Maha Tahu.
Suamiku, aku mengerti perasaanmu kini. Selain tekanan batin karena sikap orang-orang sekitarmu dikantor, penghasilanmu yang pas-pasan pasti juga menjadi beban fikiran dihatimu. Percayalah suamiku, Allaah takkan menguji umatNya diluar kesanggupan umatNya.
Semoga lelahmu menjadi lillaah. Tawakal dan senantiasa berdo'a kepadaNya. Tak hanya satu pintu rezeki bagi orang-orang yang mau berusaha. Yakin saja, akan ada pelangi setelah hujan menerpa.
#30dwcjilid20day8
#squad10
#pejuang30dwc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar