Rabu, 07 Januari 2015

Cuti kali ini

Tadinya ketika saudaraku meminta bantuanku menjaga bayinya selama satu minggu yang ada difikiranku hanya duduk manis menemani, jikalau menangis dibujuk dan jikalau tetap menangis telfon bundanya saja biar pulang. Begitu saja. Tapi ternyata tidak, ada lelaki sulung yang baru masuk sekolah TK. Trauma karena saat sekolah paud dulu temannya ada yang jahat, sekarang justru tidak mau dilepas dan itu menjadi tugas aku untuk menemani sampai pulang sekolah. Jadilah cuti kali ini terasa berbeda.
Awalnya aku menikmati, tapi kemudian bosan melanda. Mungkin karena sedang tidak enak badan, aku merasa sedikit lelah. Setelah bicara dengan mama, ternyata memang begitu menghadapi anak baru sekolah. Mama bercerita tentang bagaimana aku dan kakak-kakakku ketika pertama kali masuk sekolah dulu. Seketika semangatku kembali muncul dan merasa biasa. Mengeluh itu benar-benar tidak baik, apalagi berurusan dengan anak.
Pulang sekolah, aku belajar hal lain. Mengasuh bayipun tidak terlalu mudah. Apalagi kalau anaknya dikasih ASI. Melihat iparku bolak balik tiap dua jam dari kantor ke rumah. Sesudah pulang istirahat sebelum jam pulang kantor menjadi giliran aku yang memberi ASI yang sudah diperas Bundanya terlebih dahulu. Begini ternyata menjadi Ibu dan istri.
Aku belum menikah meski usiaku sudah cukup untuk menikah tapi sangat ingin segera menikah, mungkin perkara jodoh saja. Cuti kali ini membuatku bersyukur, mendapatkan ilmu dan pengalaman seperti ini. Sejak awal ketika saudaraku meminta bantuanku, aku berniat ingin belajar agar nanti tidak terlalu canggung jika tiba saatnya aku menikah dan memiliki anak. Sebab niat dihati ingin menciptakan keluarga yang diridhoiNya. Setelah mengalami ini, meski terlintas beberapa kesimpulan tapi tetap saja aku harus membaca buku tentang mendidik anak. Agar bisa lebih baik lagi generasi-generasi penerusku.
Memang benar, berprasangka baik padaNya memberikan hikmah yang luar biasa. Seperti dugaanku, wanita itu punya tugas yang luar biasa besar. Wanita itu harus kuat jika ingin menjadi muslimah yang dicintai Allah. Tidak hanya mengeluh dan merisau hati. Allah adalah Maha Besar, pemilik segala sesuatu yang ada dilangit dan dibumi. Ketika beban itu diletakkan dipundakmu, menjadi berat terasa dan semakin berat, itu terjadi atas izinNya, telah diridhoiNya terlebih dahulu. Pantaskah kamu mengeluh???merasa lelah??Allah saja tidak pernah lelah dengan kelakuanmu. Jangan jadi muslimah yang egois. Jika kamu mengeluh, bukankah itu sama saja dengan kamu menyesali keputusan Tuhanmu?? Na'udzubillaah, semoga kita semua terhindar dari sifat yang demikian itu. Berpeganglah pada tali-taliNya, inshaa Allah kamu akan selamat. Wanita,,memang sudah seharusnya kuat, tegar, namun tetap bersahaja, lembut dan penyayang. Semoga Allah menganugrahkan kita sifat-sifat yang demikian itu.
Terima kasih Rabb untuk pengalaman ini,,semoga menjadi bekal yg baik untuk langkah kedepanku.

Bangkinang, 8 Januari 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar