Senin, 16 Desember 2019

Ketika Jodoh Bermuara

Kurang lebih lima tahun Hanna memutuskan tidak akan berpacaran lagi dan memilih jomblo menanti jodoh halal, ketika tiba-tiba pada suatu pagi...
"Cari sarapan yuk Uni," ajak Hanna rekan kerja seruangan nya seraya si Uni berdiri tanda mengiyakan ajakan Hanna.
"Makan apa kita Un, ketupat sayur, bakso atau mi....," kalimat Hanna terputus seketika melihat sosok lelaki tampan lewat di depan mereka.
"Hei, kenapa lu??" Tanya Uni ketika melihat ekspresi terpesona di wajah Hanna.
"Cakep Un, gue banget," Hanna menjawab seolah ada titik terang dalam hidupnya. "Tapi sepertinya masih muda. Yuk Un," timpal Hanna kembali sembari menggandeng tangan Uni berlalu pergi.

Fardan nama lelaki itu, security baru salah satu bank yang kantornya di sebelah ruangan Hanna. Wajahnya seperti orang Arab, kulit putih, hidung mancung, mata coklat, bulu mata melentik dengan tubuh atletis. Memang tipe Hanna banget.

Beberapa bulan berlalu, Hanna yang biasanya tak terlalu peduli dengan gosip, mendadak kepo ketika Hanna mendengar kabar bahwa lelaki "tetanggaku idolaku" itu pedekate dengan rekan kerjanya.
"Cieee...selamat ya dek, ayuk segera halalkan saja," Hanna menggoda Rani padahal hatinya sendiri tak menentu. Hanna sendiri tak mengerti, apa mungkin dia cemburu.

Hati Hanna seolah bersorak kegirangan ketika Rani berkata, "Ga mau lah Kak, bukan tipeku, ga sabaran dianya. Dia minta nomor hp Kakak, ku kasih ya??" Sedikit heran Hanna mengangguk, "Kasi aja dek, kali dia mau curhat, biar Kakak coba deh kali dia jodoh kamu,"

Siapa sangka, setelah Rani memberikan nomor hp Hanna mereka justru menjadi akrab dan berteman. Pernah Hanna menyinggung soal Rani, tapi Fardan malah cuek saja. "Males ah, masih banyak wanita lain diluar sana," begitu jawab Fardan.

Pertemanan mereka berubah serius ketika Fardan dengan tegas mengajaknya menikah. "Kamu gimana Han, kenapa ga kita aja jadian?? Fardan bertanya sambil menggoda.
"Kita?? Aku ga lagi nyari pacar, Aku nyari suami," Hanna setengah menolak.
"Aku juga lagi nyari istri," Fardan mulai berkata serius.
"Ya sudah, kamu tanyain langsung orangtua ku aja, Aku terserah apa kata Ibu, kalo Ibu setuju Aku ikut," Hanna mencoba menantang Fardan.
"Oke, kapan Ibu mu pulang, beritahu Aku biar Aku ke rumahmu," Fardan tanpa basa basi memastikan.
Hanna cuma bisa melongo, cowok aneh.

Beberapa bulan kemudian Ibu Hanna datang dari luar kota, Fardan pun langsung menemui Ibu Hanna, memperkenalkan diri dan meminta Hanna menjadi istrinya. Padahal Hanna entah sudah berapa kali dijodohkan Ibunya, namun Hanna selalu beralasan. Hingga ketika Fardan meminta Hanna, Ibu Hanna langsung menanggapi serius.
"Kalo memang Hanna suka, Ibu setuju saja," jawab Ibu Hanna atas permintaan Fardan tanpa ragu.

Masih setengah percaya, segala prosesi mulai dari pertemuan dua keluarga, lamaran hingga akhirnya pernikahan dilalui hanya dalam waktu tiga bulan sejak Fardan menemui Ibu Hanna. Cepat sekali, iya. Tak perlu banyak persiapan karena mereka punya pemikiran yang sama, yang penting dalam sebuah pernikahan adalah ijab qabulnya, tak perlu bermewah-mewah.

Kala itu Fardan berusia 32 tahun dan Hanna 30 tahun. Fardan punya kisah yang mirip dengan Hanna, tak pernah mulus perjalanan cintanya, tapi dia bukan yang gampang baper. Prinsipnya ga cuma satu wanita di dunia ini, makanya Fardan tak terlalu pikir panjang ketika memutuskan memilih Hanna. Berbeda dengan Hanna, dia terlalu serius untuk urusan jodoh. Beberapa kali terluka, Hanna selalu melibatkan Allah untuk memilih jodohnya karena Hanna takut setelah menikah akan sering terluka menyadari dirinya terlalu penurut dan rapuh.

Sekarang usia pernikahan mereka menuju empat tahun, dengan sepasang putra dan putri. Allah selalu punya rencana dalam setiap perjalanan manusia. Siapa sangka, setelah mencari kesana-sini ternyata jodoh di depan mata. Yakin saja dengan persiapan Allah, seperti Hanna dan Fardan. Kenapa Hanna harus menunggu bertahun-tahun untuk bertemu Fardan, padahal target Hanna dulu menikah usia 25 tahun. Ternyata Allah sedang mempersiapkan Fardan untuk Hanna, lelaki hidup berkecukupan agar diterima di keluarga Hanna yang teepandang. Dan Allah juga sedang mempersiapkan keluarga Hanna, dengan berbagai cobaan agar bisa menerima kesederhanaan Fardan.

#30dwcjilid21day6
#squad4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar